Jumat, 13 November 2009

MEMAKNAI HIDUPKU dan HIDUPMU..



( disadur dari sebuah Spiritual Story by Unknown )

Sekelompok Alumni sebuah universitas terkemuka mengadakan reuni ke seorang guru besarnya yang dianggap telah membuat mereka semua 'sukses' dalam mencapai pencapaian hidup mereka,ada pengacara,menteri,petinggi militer,akuntan,karyawan biasa,direktur perusahaan besar, dan beberapa ibu rumah tangga dan pekerja kreatif

Dari berbincang biasa,terjadi debat serius mengenai kenapa ada yang 'berhasil' dan 'tidak berhasil' padahal semua adalah dari alumni yang sama dan terjadilah perbincangan yang mengarah ke kecemburuan sosial,mengenai harta,koleksi mobil,pekerjaan yang tidak menyenangkan,gaji yang rendah dsb.

untuk mencairkan suasana,sang guru besar menawarkan minuman segar,teh racikan sang guru besar yang special katanya,dibawanya satu ceret besar teh yang telah diseduh dan beberapa cangkir istimewa koleksinya,ada yang terbuat dari perak, ada yang berlapis emas, gelas kristal mahal, gelas kaca biasa dan beberapa cangkir dari tanah liat biasa yang kelihatan kusam walau bersih.

Ketika semua almamater sang guru besar sudah memegang cangkir masing-masing, cangkir tanah yang kusam walau bersih tidak ada yang memakai,semua memilih cangkir yang terbaik,kebetulan koleksi sang guru besar banyak,akhirnya sang guru besar berkata," Semua masalah adalah dari diri masing masing,seperti memilih cangkir,kalian semua tidak mau menggunakan cangkir tanah ini yang menurut saya akan membuat rasa teh semakin nikmat walau sebenarnya sama saja,karena teh ini hanya teh biasa yang dijual diwarung-warung,itulah sumber masalah kalian,kalian maunya yang terbaik,itulah yang membuat kalian stress dan tidak bisa menikmati hidup kalian sewajarnya.."

yakinlah,cangkir yang kamu pakai tidak merubah rasa teh ini,kadang hanya mahal dan lebih mahal wadahnya,atau malah menutupi warna teh itu sendiri. Sebenarnya apa yang kamu inginkan hanya secangkir teh untuk diminum, bukan memakan atau meminum cangkirnya bukan?, tapi kesadaran kalian hanya menginginkan cangkir yang terbaik...dan kamu mulai memandangi dan membandingkan cangkir rekan-rekanmu,jika kamu tidak kebagian kamu akan berebut atau menggerutu..

sekarang ibaratkan: Hidup adalah minuman ini; pekerjaan,posisi,harta adalah cangkirnya.Itu semua hanya alat untuk mewadahi kehidupan, dan macam apapun wadahnya,tidak akan membuat hidup kita berbeda atau lebih berkualitas,kita tetap bernafas dan perlu makan,buang hajat dan sebagaiya,semua sama saja, dimana kita tinggal,dari orang yang dikolong jembatan sampai yang diapartemen mewah.

Kadang, karena terlalu berkonsentrasi pada mencari wadah yang terbaik, kita lupa menikmati rasa minuma ini. Berfokuslah pada rasa minuman ini yang menyegarkan dan menyehatkan, bukan wadahnya! Orang yang berbahagia TIDAK MEMILIKI SEGALANYA. Tapi mereka bersyukur dan sangat menikmati apa yang dia punyai dan dipinjamkan oleh yang Maha Kuasa.Sederhanakan Cara Hidup. Sayangi dan Cintai lebih dalam dan bermakna bukan hanya ucapan dan artian. beri perhatian yang makin mendalam. Bicaralah dan berpikirlah dengan bijak."

Enjoy your Life,, sebelum kontrak kita didunia habis dan hanya tinggal sesal tidak sempat menikmatinya..
it's just the power of WANG SINAWANG and ELING LAN WASPADA untuk selalu BERSYUKUR...

Minggu, 08 November 2009

Lusts are not Lasting ( Jangan Serakah )

Teringat waktu masih kecil, mungkin juga ada yang pernah melakukannya?,atau malah sampai sekarang kalau makan minta satu porsi tapi selalu masih ada yang tersisa,bukan sampahnya tapi makanan yang kita pesan atau yang kita ambil dari tempatnya padahal kita sudah tahu kapasitas perut kita (lain halnya waktu masih kecil dulu,selalu lapar,atau malah malas kalau disuruh makan?)
Waktu kecil masih doyan2nya makan: ambil nasi (nasi karena orang Indonesia) sepiring penuh,lauk dipenuhin biar kakak/adik ga kebagian,makan masukin kemulut banyak-banyak (kecuali yg males makan lo,cacingan ?hehe ),pas sudah kekenyangan piring dan makanan yang masih berantakan belum habis langsung ditinggalkan lalu buru-buru main,jatah ibu kita mengomel atau mau tdk mau tetap dibersihkan orang tua kita,sambil menasihati " jadi anak makanya jangan serakah,kalau kurang ya nambah jangan ambil banyak tapi nggak dihabisin..nanti dosa,, nanti ayamnya mati,,nanti pak taninya menangis,,nanti nasinya ngambek..dsb nasihat-nasihat baik lainnya yang tanpa kita sadari,ternyata memang kita harus memahami bahwa apa yang diberikan orang tua untuk mendidik anaknya tak lain semua demi kebaikan dan pengharapan yang baik dari orang tua kita agar kita menjadi makin betanggung jawab dengan apa yang kita lakukan dalam perjalanan kita menempuh usia yang dipinjamkan.
Waktu sudah tua(tapi 'belum dewasa'): Kita tahu bahwa gaji kita hanya segitu-segitu saja,dan tentunya dengan kondisi pekerjaan(bagi yang bekerja) dan atau dengan kondisi usaha (bagi yang berbisnis atau berusaha) tidak memungkinkan terjadi booming pendapatan kecuali terjadi keajaiban yang sebenarnya tidak ada yang bisa memeperhitungkannya walau banyak orang yang mengharapkannya,sesuatu yang ajaib adalah gift/pemberian yang tidak patut diharapkan namun disyukuri agar tidak lupa kalau kita mendapatkanya,tapi tidak ada yang memprediksi bisa tepat,,dengan kondisi Pekerjaan dan Usaha yang fleksibilitas untuk mencapai kemajuan yang tergambar seperti itu,tiba tiba ada tawaran menarik ,misalnya,ada rekan kerja yang meminta bantuan untuk melakukan suatu tindakan penyelewengan di tempat kerja,yang hasilnya jika dibagi dengan teman yang mengajak tersebut,dapat digunakan membuat usaha sendiri yang lebih besar dari tempat bekerja dan bisa digunakan untuk jalan-jalan juga,tapi dengan syarat mengambil data penting pekerjaan untuk dijual dipihak luar,kebetulan teman tersebut tidak dibagian yang dikerjakan tsb. Nah jika kita menyetujui apa yang diminta teman kita tersebut,resikonya dipecat,,tapi karena kita tergiur dengan segala kondisi yang dibayangkan,kita lakukan permintaan tersebut..dan akhirnya menyesalah karena keserakahan akan hasil yang besar,ternyata teman yang mengajak tersebut tidak memberikan sepeserpun hasil dari yang sudah dijanjikan,terburuk malah menuduh dan melaporkan dengan segala buktinya bahwa anda penghancur usaha dikantor tempat bekerjanya, dia mendapatkan promosi,dan si teman yang tergiur malah dipecat dengan sejuta malu dan sesal karena keserakahannya akan iming-iming hasil yang menggiurkan tadi,sedang si pengadu dengan seringainya menikmati promosi dan fasilitas yang seharusnya tadinya dibayangkan oleh teman yang dipecat didapat..
Atau dalam dunia usaha terlalu nafsu karena selalu untung jika membeli banyak,semua dapat terjual habis,maka untuk menghindari persaingan yang tidak diinginkan,semua barang di produsen dibelinya dan semua di distributor diambil untuk dikuasai,agar dapat memonopoli, tapi disuatu waktu ditemukan produk baru yang lebih murah dan dapat dibuat siapa saja dan menyaingi produk yang sebelumnya merajai tersebut,akhirnya si penjual/pengusaha yang serakah tadi,walau dengan perhitungannya sebelumnya selalu benar,tiba-tiba bangkrut karena modal semua digunakan untuk memonopoli,bukan karena dia bodoh atau tidak bisa menghitung,tapi karena serakah..

Jadi Serakah itu walau dapat banyak jika memang mampu serakah,tidak akan bertahan lama,entah untuk segi materinya,maupun segi kesehatan dan kebahagian dan kesenangan yang didapat,karena jika sekali sudah serakah,seakan seluruh muka bumi ingin dikuasai,tiba-tiba,jatah 'kontrak' dengan umur yang dikandung badan habis dan siap diambil Sang Pencipta,tinggalah sesal,ternyata waktu untuk berbakti kita pada YME hanya habis untuk berbakti kepada YMN ( Yang Maha Nafsuin..hehehe)
Jadi jangan terburu nafsu,jadikan nafsu yang terburu,jadi segala sesuatu selalu diperhitungkan..

- ( in memoriam of Nafsuin Banget Sih Lohh...hehehe )
- ( karena nafsu bukanlah nafas atau semangat..LUST is NOT SPIRIT !! ) remember dude..)